Entri Populer

Kamis, 31 Januari 2013

Letter for Adam ....


Dear Adam,
Aku heran kenapa kau memetik buah terlarang itu? Meski karena itu kau harus meninggalkan surga selamanya.
Apakah semua keturunanmu lahir dari kesalahan itu, Dam?
Cintakah penyebabnya?
Jika cintamu pada Hawa menyebabkan sebuah dosa, jadi apa cinta itu salah? Apa cinta memang benar-benar bisa membawa pada apa-apa sifat buruk segumpal tanah?
Adam, kau mengabaikan larangan Tuhan demi ciptaan istimewaNya, yang Dia buat indah khusus untukmu.
Adam, kau mahluk sempurna yang juga membuat kesalahan sempurna yang bisa membuatmu meninggalkan tempat sempurna, apa itu karena cinta yang sempurna?
Apakah bila kau tidak memetiknya, kami manusia juga akan tinggal di surga? Tidak kenal fana dunia dan derita? Atau mungkin kami tidak akan pernah ada?
Jika kami tidak kenal derita apa kami akan rasakan bahagia?
Tapi terima kasih Dam, sudah mengajari kami arti kesalahan sehingga kami punya perbandingan, sehingga kami merasakan indah kebaikan.
Terima kasih Dam, karena telah mengajarkan arti penyesalan dan memulai kembali.
Terima kasih Dam, karena membuat kami lebih manusiawi, dengan nafsu, akal dan juga nurani.
Adam, kakek moyangku, pasti engkau sangat bersyukur pada Tuhan kita. Karena untuk sebuah hukuman dari sebuah kesalahan, dunia ini tidak terlalu buruk. Dunia ini membuat kita lebih dari segumpal tanah, seonggok daging yang melekat pada tulang dan bernafas. Dunia ini membuat kita lebih dari kita seharusnya. Dunia ini membuat kita menjadi mahluk Tuhan yang sebenarnya.
Terima kasih Tuhan, semoga kami bisa menjalani ketidakberdayaan di hadapan-Mu dengan cinta sejati terhadap-Mu ...
Alhamdulillah. Suratku selesai, semoga kau tidak marah ketika membacanya.
*EAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar